Selasa, 06 Juni 2017

Glikemik Indeks Gula Aren

Gula aren atau biasa yang disebut dengan gula merah. Gula aren dihasilkan dari nira pohon enau dengan pengolahan yang masih terbilang tradisional. Gula aren sudah dikenal sejak lama masyarakat Indonesia, terutama penduduk pedesaan yang masih menggunakan gula aren sebagai gula konsumi sehari-hari dibanding dengan gula tebu.
Gula aren yang dihasilkan dari bunga jantan pohon enau yang disimpah bumbung bambu dalam beberapa waktu. Kemudian menghasilkan nira yang dimasak dengan olahan tradisional untuk mendapatkan gula aren asli dan terbaik. Gula aren memiliki cita rasa yang sangat manis dibandingkan dengan gula biasa pada umumnya yang mengandung bahan pemutih gula atau campurkan pemanis buatan.
Indonesia merupakan penghasil terbesar dalam produksi gula aren terbaik. Gula aren memiliki kandungan senyawa alami tidak seperti gula biasa. Gula aren mengandung beberapa unsur kandungan senyawa seperti : vitamin B kompleks, glukosa, garam mineral dan yang paling utama memiliki kadar kalori yang cukup tinggi diselingi dengan kadar glisemik gula terendah yakni 35 GI (Indeks Glisemik).
Gula aren juga memiliki keunggulan yakni gula aren tidak secara langsung larut dalam tubuh, namun diserap secara perlahan, oleh karenanya gula aren dapat bertahan lama di dalam tubuh. Sehingga tidak secara langsung meningkat kadar gula darah dalam tubuh. Gula aren aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Gula aren yang telah dicerna di dalam tubuh akan melepaskan energi untuk tubuh dalam waktu yang cukup lama dan kandungan riboflavinnya mampu membantu melancarkan metabolisme sistem pencernaan dalam tubuh. Gula aren dapat digunakan dalam berbagai hidangan makanan atau minuman dengan mencampurkan gula aren sebagai penggantu gula tebu atau gula pasir.
Gula aren tidak seperti gula pada umumnya. Ketika konsumsi gula, gula akan memecahkan glukosa dala darah dan mampu menaikkan kadar gula darah menjadi tinggi. Berbeda dengan gula aren ketika dikonsumsi gula aren tidak secara langsung memecahkan diri menjadi glukosa secara cepat namun dengan perlahan sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah dalam tubuh sehingga aman bagi penderita diabetes.
Gula aren tidak mengandung bahan kimia negatif dalam pembuatannya. Gula aren menghasilkan rasa manis alami yang memang sudah berasal dari nira. Sehingga aman dikonsumsi bagi siapa saja termasuk penderita diabetes, maka tidak akan mengganggu produksi insulin dan dapat menentramkan kerja pankreas.
Dalam sebuah buu Perma Culture Plants di tahun 2004 menyebutkan kandungan senyawa yang dimiliki gula aren berfungsi dalam membantu menjaga dan membersihkan saluran sistem pencernaan mulai dari tenggorokan hingga ke lambung. Dengan kandungan riboflavin yang dimiliki gula aren dapat membantu melancarkan proses metabolisme dalam sistem pencernaan dan mengoptimalkan fungsi sel sehingga menghasilkan energi yang bertahan lama bagi tubuh.

Manfaat Gula Aren

Gula aren atau biasa dikenal sebagai gula merah pada umumnya. Gula aren menurut para ahli lebih baik dibandingkan dengan gula biasa yang digunakan dalam keharian seperti gula pasir.
Gula aren memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. Gula aren mengandung kadar glukosa, protein kasar, mineral dan vitamin. Gula aren memiliki warna yang khas yakni warna kecokelatan yang disinyalir mengandung serat yang dapat diserap oleh sistem pencernaan dengan baik dan memiliki fungsi sebagai penurun kadar kolesterol.
Meski penggunaan atau konsumsi gula selalu dikaitkan dengan suatu penyakit yakni kencing manis atau penyakit gula atau dalam bahasa kedokteran dikenal sebagai penyakit diabetes mellitus karena memiliki kada gula yang cukup tinggi di dalam darah. Gula aren memiliki kadar atau tingkat Glisemik yang cukup rendah yakni sekitar 35 GI, sedangkan konsumsi gula yang disarankan adalah kurang dari 55 GI dalam sehari.
Gula aren merupakan gula yang sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia. Banyak penduduk pedesaan yang menjadikan gula aren sebagai suatu sumber penghasilan yang cukup tinggi terutama di daerah jawa tengah yang merupakan produsen asli penghasil gula aren terbaik. Gula aren tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai gula pada umumnya yang dicampur dalam jenis makanan atau minuman atau panganan tertentu.
Di samping penggunaannya, gula aren memiliki manfaat yang cukup banyak dalam bidang kesehatan, seperti :
1. Meningkatkan sistem imunitas tubuh
2. Gula aren aman bagi penderita diabetes
3. Menurunkan darah tinggi4. Membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah
5. Membantu mengatasi sakit maagasam urat dan rematik
6. Mengobati masuk angin
7. Membantu daya ingat dan konsentrasi
8. Mengatasi osteoporosis
9. Membantu dalam meringankan serangan asma
10. Mengatasi gangguan susah tidur
11. Membantu menurunkan tingkat stres
12. Dengan penggunaan yang sesuai, gula aren dapat membantu melangsingkan tubuh
Gula aren yang berasal dari bunga jantan pohon enau atau dikenal dengan nira merupakan penghasil gula terbaik dengan rasa manis yang sangat tajam namun tetap aman dikonsumsi. Saat ini banyak gula biang atau gula buatan yang dicampur dengan bahan pengawet atau bahan senyawa lainnya, sehingga banyak orang tidak menyadari apakah gula yang dikonsumsinya cukup aman atau tidak.
Gula aren cukup aman dikonsumsi dibandingkan dengan gula manis pada umumnya. Gula aren selain memiliki kandungan senyawa alami seperti yang telah disebutkan. Gula aren juga memiliki kandungan nitrogen, klorida (CI), sulfur dan boron yang tidak dimiliki gula pemanis lainnya.
Gula aren memiliki tingkat glisemik yang cukup rendah, ketika mengkonsumsi gula aren, gula tidak secara langsung memecah glukosa dalam darah, namun melepaskan energi secara perlahan sehingga tidak akan terjadi kenaikan atau penurunan kadar gula secara serta merta (tiba-tiba), sehingga tidak perlu merasa khawatir kadar gula dalam darah langsung melonjak tinggi atau rendah. Oleh karenanya gula aren aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Bahkan dalam sebuah penelitian yang dikemukakan oleh Philippine Food Reseacrh Institute bahwa gula aren memiliki kandung makro nutrient lebih banyak dibandingkan dengan madu dan gula tebu.

Gula Aren Untuk Diabetes

Gula aren merupakan pemanis alami yang dihasilkan dari tanaman aren. Bahan ini memiliki aroma dan rasa manis yang sangat tajam sehingga sering digunakan sebagai bahan pemanis pada pembuatan jenang dan dodol. Gula aren berasal dari nira yang dihasilkan dari tandan bunga jantan pohon enau.
Cara pembuatan gula aren
Sebelum gula aren terbentuk. Lebih dahulu mengumpulkan sari nira dari bunga jantan dalam sebuah bumbung bambu. Sebelum nira mengalami peragian dan telah terjadi fermentasi maka nira tidak dapat dibuat gula aren. Oleh karenanya, bumbung bambu harus ditambahkan laru atau kawao yang berfungsi untuk pengawet nira alami.

Setelah nira cukup terkumpul dari bumbung bambu, nira kemudian direbus di atas tungku dalam sebuah wajan besar, untuk menghasilkan gula aren berkualitas, nira lebih enak dimasak dalam sebuah tungku dengan menggunakan kayu bakar untuk menghasilkan gula aren terbaik yang berasal dari kayu aren yang sudah tua. Nira memiliki yang diolah menjadi gula aren memiliki kalori yang tinggi. Gula aren sudah terbentuk bila nira menjadi pekat, berat ketika diaduk dan kalau diciduk dari wajan dan dituangkan kembali adukan akan putus-putus. Dan kalau tuangkan ke dalam air dingin, cairan pekat ini akan membentuk benang yang tidak putus-putus.Kalau sudah begitu, adonan diangkat dari tungku dan dicetak.
Gula aren termasuk dalam jenis gula pada umumnya. Hanya yang membedakan adalah gula aren memiliki rasa manis yang sangat tajam dibandingkan gula tebu atau yang biasa dikenal sebagai gula pasir. Gula arena dapat digunakan dalam berbagai jenis makanan dan minuman, seperti kopi, teh,, susu, coklat, sereal, bubur kacang ijo dan jenis panganan lainnya.
Gula aren memiliki kandungan gizi yang lebih banyak dibandingkan gula tebu. Gula aren memiliki kandungan kalsium, yang dapat menggantikan produk susu. Gula aren lebih murah dan sehat. Gula arena juga dapat digunakan sebagai gula tebu pengganti diabetes. Meski gula identik sekali dengan penyakit diabetes mellitus. Gula aren memiliki tingkat glisemik yang cukup rendah dibanding dengan gula tebu. Oleh karenanya, gula aren dapat dikonsumsi dengan aman bagi penderita diabetes.
Gula aren dengan tingkat glisemik yang rendah yakni 35 sehingga dengan cepat makanan yang dicampur dengan gula aren berubah menjadi glukosa. Untuk mengetahui tingkat atau nilai glisemik yang dapat dijadikan suatu acuan dalam mengkonsumsi gula berdasarkan Literatur Kesehatan, yakni :
1. Glisemik tinggi yang diubah menjadi glukosa jika nilai glisemik di atas 70 sangat rawan terhadap serangan diabetes.
2. Glisemik sedang, jika nilai glisemik berkisar 55-69
3. Glisemik rendah, jika nilai glisemik di bawah 55. Tingkat glisemik rendah inilah yang aman bagi penderita diabetes.
Tingkat glisemik yang dijelaskan di atas dapat dijadikan suatu acuan ketika seseorang ingin mengkonsumsi gula baik dalam bentuk makanan, minuman atau panganan kecil. Tingkat glisemik yang disarankan untuk dikonsumsi per harinya harus dibawah 55. Namun tak hanya itu, meski glisemik di bawah 55, tetap harus memperhatikan pola hidup yang sehat dengan tetap mengurangi atau membatasi asupan gula setiap harinya.
Makin rendah indeks glisemik, maka makin aman bagi pankreas untuk menghasilkan insulin secara normal. Dalam artian konsumsi gula aren aman bagi penderita diabetes, karena gula aren mengandung tingkat glisemik yang cukup rendah yakni 35. Namun penggunaan gula aren tetap harus dibatasi.
Sumber : http://gulaaren.org

15 Manfaat Gula Aren

Gula aren adalah salah satu jenis gula alami yang dibuat menggunakan bahan alami dari buah aren.

Gula aren menjadi salah satu konsumsi favorit dari masyarakat Indonesia, dan menjadi bahan dasar dalam pembuatan jenis makanan dan minuman di Indonesia.

Gula aren selama ini dikenal sebagai pemanis alami karena memang berasal dari bahan alami dan aman dikonsumsi oleh tubuh.

Manfaat Gula Aren Bagi Kesehatan, Kecantikan, Mengatasi Maag, Diabetes dll

Kandungan yang terdapat di dalam gula aren memiliki beberapa tambahan nutrisi penting bagi tubuh.

Gula aren mempunyai rasa yang manis dan legit. Gula aren rendah kalori sehingga tidak menyebabkan obesitas.

Manfaat gula aren

#1. Untuk Maag
Maag merupakan sebuah gejala yang terjadi di bagian lambung, dimana kondisinya lambung mengalami luka pada dinding lambung.

Yang menjadi penyebab utamanya karena gaya hidup yang kurang baik, sepert berlebihan dalam konsumsi lada, ataupun konsumsi makanan yang terlalu asam.

Penyebab lainnya karena bakteri bernama H.pylori yang menggrogoti dinding lambung, yang jika dibiarkan bisa berbahaya bagi kesehatan organ lambung.

Konsumsi gula aren ternyata dipercaya mampu mengatasi penyakit maag, hal itu karena kandungan seperti makro dan mikronutrien.

Beberapa penelitian menemukan kandungan yang terdapat pada gula aren yaitu Thiamine (vitamin B1), Riboflavin (vitamin B2), Nicotinic Acid (vitamin B3), Pyridoksin (vitamin B6), Cyanocobalamin (vitamin B12), Ascorbic Acid yang menghambat pertumbuhan virus penyebab maag, serta menetalisir asam lambung tinggi.

Cara meracik gula aren untuk obat maag
Sediakan 1/4 gula aren berukuran lingkaran gelas, seduh dengan air hangat dan diaduk hingga gulanya mencair. Setelah itu, minum selagi hangat.

Cara lainnya, bisa langsung mengkonsumsi gula aren , seperti halnya makan permen.


#2. Penambah tenaga
Gula aren memiliki kandungan kalori, walaupun memang tidak tinggi. Tetapi, justru karena kandungan kalori yang tidak tinggi inilah, yang menjadi kelebihan gula aren...

...karena asupan kalori yang berlebihan dapat menjadi lemak di dalam tubuh.

Meskipun memiliki kalori yang tidak tinggi, gula aren tetap dapat memberikan tenaga dan energi yang mencukupi.

Tidak sedikit pendaki gunung yang membawa bekal berupa gula aren untuk menambah energi dan tenaga, dimana mendaki gunung sangat melelahkan.

Dengan konsumsi gula aren, juga mampu meningkatkan daya tahan atau stamina tubuh.

#3. Mencegah anemia
Gula aren mampu mencegah terjadinya anemia, hal ini karena di dalam gula aren terdapat kandungan zat besi yang cukup tinggi, yang manfaatnya dapat mencegah kekurangan darah (anemia).

Kandungan zat besi mempunyai kemampuan untuk meningkatkan produksi sel-sel darah merah, sehingga dapat mengobati dan mencegah penyakit anemia.

Beberapa gejala yang disebabkan oleh anemia yaitu tubuh terasa lemah, mudah lelah, lesu, mudah terserang penyakit, dan tidak bersemangat.

Senyawa anti-oksidan di dalam gula aren bermanfaat untuk menangkal berbagai macam radikal bebas yang menyerang tubuh.

Dengan begitu, mengkonsumsi gula aren berkhasiat mencegah anemia dan menangkal radikal bebas.

#4. Memperlancar peredaran darah
Dulansir dari UI.ac.id, bahwa gula aren memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi. Kandungan zat besi tersebut mempunyai fungs meningkatkan produksi sel-sel darah merah.

Dengan begitu, karena tinggi zat besi, gula aren mampu mengatasi ataupun mencegah penyakit anemia.

Di dalam gula aren, memiliki unsur kimia yang berfungsi melancarkan sistem peredaran darah...

...hal ini penting agar fungsi dan kinerja seluruh organ-organ tubuh menjadi maksimal. Selain itu, juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dengan lancarnya peredaran darah di dalam tubuh anda, tubuh mampu terhindar dari berbagai macam masalah dan gangguan kesehatan.

Beberapa masalah dari terhambatnya kondisi peredaran darah di dalam tubuh (tidak lancar) yaitu:
  • Suplai oksigen ke otak berkurang, yang berakbat pada menurunnya konsentrasi dan daya pikir
  • Kerja jantung menjadi lebih berat, yang bisa memicu gagal jantung
  • Suplai darah ke berbagai organ tubuh tidak optimal, yang berakibat masalah pada organ-organ tubuh.
  • Tubuh terasa cepat lelah, lemas dan tidak bersemangat.
  • Meningkatkan resiko terkena penyakit kardiovaskular

Indonesia MENGGILA hari ini! Semua orang bisa mendapatkan iPhone 7 gratis >>>

Anda bisa menghasilkan Rp 38 juta perhari dengan cara unik ini!

#5. Meningkatkan daya tahan tubuh
Gula aren asli memiliki khasiat tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan meningkatnya sistem imun, memberikan banyak manfaat yaitu mencegah penyakit, membuat tubuh fit dan terasa segar, tidak mudah lelah dan memaksimalkan fungsi organ tubuh

#6. Menjaga kadar kolestrol tubuh
Salah satu kandungan penting dari gula aren, yaitu kandungan niacin, yang bermanfaat untuk menjaga kadar kolesterol tubuh agar tidak melampaui batas.

Sehingga, saat kondisi kadar kolesterol tubuh tinggi maka dapat segera kembali normal kembali dengan mengkonsumsi gula aren.

Adaun kadar koleterol yang terlalu tinggi sangat berbahaya, yang memicu penyakit berbahaya sepert diabetes, jantung coroner, stroke, ssam urat, sesak nafas, dll.

Kandungan niacin dalam gula aren mampu menormalkan kolesterol di dalam tubuh.

#7. Sumber antioksidan
Di dalam gula aren terdapat kandungan antioksidan dalam jumlah tinggi, yang manfaatnya untuk menangkal radikal bebas, guna melindungi tubuh dari ancaman penyakit berbahaya akibat radikal bebas, seperti kanker kulit.

#8. Menjaga sistem pencernaan
Kandungan zat niacin di dalam gula aren berkhasiat untuk meningkatkan sistem pencernaan, yang sangat penting agar kita terhindar dari gangguan pencernaan.

#9. Baik untuk yang sedang diet
Biasanya, orang yang ingin menurunkan berat badan akan menghindari makanan yang manis-manis. Tetapi, hal ini berbeda dengan gula aren yang tidak apa-apa dikonsumsi oleh pelaku diet. Hal itu karena gula aren merupakan pemanis alami yang rendah kalori.

#10. Mengobati sariawan
Kandungan niacin memiliki manfaat untuk mengobati sariawan. Untuk melakukannya, hanya perlu menempelkan gula aren di bagian mulut yang mengalami sariawan.


#11. Sebagai campuran ramuan obat tradisional
Di Indonesia, sangat kaya akan rempah rempah dan ramuan-ramuan obat tradisional (jamu). Gula aren selain berguna sebaga pemanis, juga dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan khasiat dari ramuan herbal dan jamu. Beberapa penyakit yang biasanya datasi dengan ramuan herbal maupun jamu yaitu:
  • Flu dan batuk
  • Demam
  • Asam urat
  • Reumatik
  • Pegal-pegal
  • Masuk angin

Gula aren sering digunakan sebagai campuran ramuan obat karena memang memiliki kegunaan sebagai pemanis, selain itu juga memaksimalkan manfaat dari ramuan obat tersebut.

Walaupun demikian, penting untuk mengkonsumsi dalam jumlah yang sewajarnya (jangan berlebihan), karena juga kurang baik bagi kesehatan.

#12. Sebagai bahan pemanis tidak tinggi kalori
Yang namanya gula, maka punya rasa manis dan legit. Akan tetapi, banyak orang yang khawatir sehingga menghindari gula putih karena kandungan kalorinya yang terlalu tinggi, yang bisa juga memicu obesitas hingga diabetes.

Berbeda halnya dengan gula aren, yang masih cukup aman dikonsumsi oleh penderita diabetes, selama masih batasan yang wajar.

Hal ini, membuat gula aren menjadi pilihan banyak orang sebagai bahan pemanis yang rendah kalori.

#13. Gula aren lebih cocok untuk penderita diabetes (dibandingkan gula putih)
Dilansir dari tribunnews.com, dr Yoshika Kurnia, Dokter Beauty Konsultan Aina Beauty Center (ABC) Bandar Lampung, menjelaskan bahwa gula aren memiliki Indeks glisemik yang sangat rendah yaitu IG 35.

"Ini artinya penyerapan glukosa berlangsung lambat sehingga pankreas tidak perlu kerja keras lagi," kata dr Yoshika.

Pemilihan gula aren pada beberapa penderita diabetes, setelah mengganti gula putih dengan gula aren, terbukti turun kadar gula darahnya.

IG yang rendah juga membuat glukosa dapat diserap secara perlahan, yang berarti energi tercipta secara perlahan sehingga tubuh dapat bugar lebih lama.

Kelebihan lainnya daru gula merah, bahwa selama proses pembuatannya, tidak melibatkan penggunaan bahan kimia, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.

Dengan berbagai kelebihannya itu, apabila Anda ingin tetap menikmati rasa manis tanpa takut dengan resiko diabetes, maka pilihlah gula aren.

"Gula aren adalah solusi hidup sehat yang nikmat dan lezat," ujar dr Yoshika.

#14. Sebagai bahan dasar pembuatan masakan
Gula aren juga semenjak dahulu sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan makanan dan minuman. Beberapa jenis makanan dan minuman tersebut, yaitu:
  • Es kelapa muda
  • Wedang
  • Kue-kue, seperti klepon, putu
  • Maskan nusantara, seperti gudeg

#15. Gula merah untuk kecantikan
Dilansir dari liputan6.com, bahwa gula aren atau gula merah dapat membuat kulit wajah lebih segar.

Menurut pendiri Deli Tubuh dan perusahaan perawatan kulit, David Parker, keluarnya kandungan zat dari gula aren, yaitu butirannya dapat mengangkat sel kulit mati agar wajah  bisa kembali bercahaya.

Untuk membuat ramuannya in, pertama-tama campurkan scrub dengan setengah cangkir gula merah yang telah digiling (sehingga nantinya campuan saling berbaur).

Setelah itu tambahkan tiga sendok makan minyak zaitun (hal ini untuk menambah kelembaban).

Disarankan juga menambahkan pala sebagai pewangi.

Bahan-bahan tersebut nantinya diaduk, hingga terbentuk seperti pasta.

Setelah itu, oleskan scrub tersebut ke wajah, lalu biarkan selama dua menit. Lalu bilas menggunakan air hangat.

Anda bisa melakukan terapi menggunakan ramuan gula aren ini, satu kali setiap minggu.

Gula merah tetap harus dibatasi konsumsinya
Gula merah memiliki indeks glikemik yang rendah dan aman bagi penderita diabetes, tetapi konsumsinya tetap harus dibatasi.

Dilansir dari meetdoctor.com, seseorang bertanya tentang efek buruk bagi kesehatan jika mengonsumsi gula merah secara berlebihan?

Maka dijawab oleh Dr. Janfrional, bahwasanya tidak efek buruknya konsumsi gula merah selama total kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak berlebihan (tidak melebihi total asupan kebutuhan kalori harian tubuh).

Pola makan yang baik adalah pola makan yang seimbang. Dengan total asupan kalori yang tepat yauty 60 persen sumber kalori berasal dari bahan makanan pokok , 25-30 persen berasal dari protein, dan 10-15 persen kalori berasal dari lemak, serta mencukupi kebutuhan tubuh akan serat, vitamin, mineral dalam makanan yang dkonsumsi sehari-hari.

Dikutip sesuai dengan aslinya dari kesehatan-tips.blogspot.com

Jumat, 02 Juni 2017

Stevia Sebagai Pengganti Gula Pasir

Apakah Anda pernah mendengar bahan makanan sebagai pengganti gula? Ada berbagai bahan pengganti gula, yaitu yang termasuk kategori pemanis alami, alkohol gula, dan pemanis buatan. Stevia sendiri tidak termasuk ke dalam ketiga kategori tersebut. Tanaman stevia dikategorikan sebagai pemanis baru (novel sweeteners). Mengapa demikian? Apakah dengan begitu, stevia mengandung banyak manfaat dibanding pemanis lainnya?

Apa itu stevia?

Stevia diekstraksi dari daun tanaman yang masuk ke dalam famili Ateraceae, sering dikaitkan dengan tumbuhan daisy atau ragweed. Di Paraguay dan Brasil, sudah ratusan tahun, orang-orang menggunakan daun dari tanaman Stevia rebaudiana(Bertoni) untuk memaniskan makanan. Bahkan stevia digunakan untuk pengobatan tradisional untuk mengobati masalah perut, luka bakar, dan terkadang dipakai sebagaikontrasepsi di negara tersebut.
Berikut ini adalah beberapa macam tipe stevia:

Stevia dengan daun hijau

  • Diproses dari semua tipe stevia
  • Unik karena daun hijau stevia tidak mengandung kalori atau gula, tapi rasanya manis
  • Digunakan di Jepang dan Amerika Selatan selama ribuan tahun sebagai pemanis alami dan pengobatan
  • Memiliki rasa yang sangat manis, 30-40 kali lebih manis dibandingkan gula
  • Memiliki manfaat yang dikaitkan dengan level gula darah, kanker, kolesterol, tekanan darah tinggi
  • Cara mengonsumsinya yang baik adalah dengan mengonsumsi secukupnya

Ekstrak stevia

  • Kebanyakan produk mengekstraksi bagian manis dan sedikit pahit (rebaudioside) dari stevia. Tidak ada manfaat kesehatan yang ditemukan pada stevioside (daun stevia yang manis).
  • Tidak memiliki kalori atau gula
  • Memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan stevia yang berasal dari daunnya
  • Bahkan 200 kali lebih manis dibandingkan dengan gula

Apakah tanaman stevia aman untuk dikonsumsi?

Kebanyakan orang merasa baik-baik saja setelah mengonsumsi stevia, namun perlu ditekankan bahwa reaksi stevia pada setiap orang akan berbeda-beda. Manfaat dan efek dari mengonsumsi stevia tergantung pada jenis stevia apa yang Anda konsumsi. Ketika pemanis rendah kalori telah mendapat persetujuan dari BPOM, berarti pemanis tersebut aman untuk digunakan.  Namun, tidak semua stevia dibuat dengan seimbang. Ada beberapa jenis stevia yang dibuat dengan lebih banyak proses kimianya dibandingkan dengan kandungan stevianya. Pun dengan dampak negatifnya, masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan dampak negatif yang benar-benar disebabkan oleh stevia.
Stevia tidak memiliki kalori dan bersifat 200 kali lebih manis daripada gula dalam takaran yang sama. Karena tidak ada kalori pada pengganti gula ini, jelas kita akan berasumsi bahwa pemanis ini baik digunakan untuk diet. Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan, mengganti gula dengan pemanis buatan atau pemanis rendah kalori lainnya tidak otomatis memudahkan Anda untuk menurunkan berat badan.
Berdasarkan kajian dalam International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorders, penelitian pada tahun 2004 pada tikus menunjukkan pemanis rendah kalori membuat binatang menjadi makan yang berlebihan. Seorang penulis penelitian kemudian berpendapat orang yang menggunakan pemanis buatan dapat mengalami masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelebihan gula, seperti sindrom metabolik. Sindrom ini dapat memicu diabetes.
Perlu Anda ketahui, adanya pendapat lain yang mengungkapkan bahwa stevia tidak memiliki efek samping pada masalah metabolisme jangka pendek. Bahkan penelitian pada tahun 2010, yang melibatkan 12 orang yang mengidap obesitas dan 19 orang yang memiliki badan kurus, tidak ditemukan perilaku makan yang berlebihan. Gula darah setelah memakan yang mengandung stevia makan juga lebih rendah dibandingkan dengan makanan yang mengandung gula. Stevia juga mampu membuat kadar insulin menurun dibandingkan dengan pemanis buatan lain, seperti aspartame dan sukrosa.

Apa  saja manfaat dari stevia?

Berdasarkan situs draxe.com, terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan kemampuan stevia sebagai pengobatan alami. Tanaman tersebut  dapat membawa keuntungan untuk proses penyembuhan. Apa saja klaim manfaat tersebut?
  • Memiliki kemampuan antikanker. Sebuah jurnal Food Chemistry yang dipublikasikan studi Kroasia menunjukkan stevia diduga memiliki manfaat potensial untuk pengobatan alami dari kanker usus, digabungkan dengan daun blackberry.
  • Baik untuk diabetes. Menggunakan stevia dibandingkan gula akan sangat membantu untuk penderita diabetes. Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan Journal of Dietary Supplement, ada evaluasi tentang bagaimana stevia berpengaruh pada tikus yang terkena diabetes, lalu ditemukan tikus yang diberi sekitar 200 dan 500 mg setiap hari mengalami penurunan level gula darah,trigliserida,dan alkali fosfatase. Penelitian pada manusia juga menunjukkan mengonsumsi stevia sebelum makan dapat mengurangi level gula darah setelah makan dan insulin.
  • Menurunkan tekanan darah tinggi. Glikosida pada ektrak stevia ditemukan bisa melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan pengeluaran natrium, kedua hal tersebut dapat membantu dalam menjaga tekanan darah pada level yang sehat.
Memang banyak ditemukan berbagai macam manfaat dari stevia, tapi untuk mengonsumsinya, sebaiknya secukupnya saja. Tetap hindari mengonsumsinya secara berlebihan.

Rabu, 31 Mei 2017

Proses Pembuatan Gula Cetak

Setelah sebelumnya membahas tentang teknik penyadapan nira aren, berikut akan di paparkan tentang proses pembuatan gula Aren.
Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan gula kawung/aren, yaitu tungku/hawu, ijuk untuk penyaring, wajan besar, pengaduk kayu, pangaclèk, cetakan gula (ganduan), tampah (èbèg). Ganduan terbuat dari potongan bambu jenis awi tali sepanjang 3-4 cm dengan diameter 5-8 cm. Bahan-bahan yang digunakan adalah nira aren, minyak tanah, kayu bakar/suluh, raru, tali bambu dan daun kelapa kering (baralak) untuk pembungkus gula aren. Raru biasanya dari daun togog, daun jambu, daun manggis, atau pucuk awi tali.
  • Ngagolakkeun lahang
Nira (lahang) yang diambil pada pagi hari langsung digolakkeun/digodog dalam wajan untuk dijadikan gula. Nira yang diambil pada sore hari, biasanya hanya digodog setengah matang/tidak sampai mengental yaitu hanya sampai mendidih kemudian dimasak keesokan harinya dicampur dengan nira yang diambil pada pagi hari. Nira yang terdapat dalam lodong dituang sambil disaring dengan ijuk yang halus, kemudian ditampung dalam wajan di atas hawu. Penggodogan dilakukan selama kurang lebih 3-4 jam, tergantung banyaknya nira. Saat nira mulai mendidih, di permukaannya akan terdapat buih. Buih ini sebaiknya dibuang dengan menggunakan alat penciduk agar diperoleh gula yang tidak berwarna gelap (hitam), kering dan tahan lama (Irawan et al, 2009).
  • Ngaduga
Pada saat cairan gula mulai mengental, dilakukan proses ngaduga, yaitu cara memeriksa ketepatan kekentalan gula, dengan cara meneteskan cairan gula ke dalam air dingin, bila cairan gula sudah tidak terasa lengket maka cairan gula tersebut telah mengental. Setelah cairan gula mengental, wajan diturunkan dari hawu supaya gula tidak hangus, kemudian diguis atau diaduk terus menerus sampai cairan gula benar-benar kental atau kolot. Apabila cairan gula saat diangkat masih berupa serat-serat (ramatan) berarti cairan gula tersebut belum matang (Irawan et al, 2009).
  • Dititis
Selanjutnya cairan gula yang sudah matang dititis/dituang ke dalam cetakan gula dengan menggunakan pangaclèk. Sebelum digunakan, cetakan gula dicelupkan ke dalam air dingin terlebih dahulu, untuk membantu pendinginan dan memudahkan saat mengeluarkan gula dari cetakan. Biasanya cairan gula yang matang dapat mengeras menjadi gula selama kurang lebih 10-15 menit (Irawan et al, 2009).
  • Dibungkus
Setelah cairan gula mengeras menjadi gula, lalu gula dibungkus dengan menggunakan 2 lembar daun kelapa kering dan diikat dengan tali bambu. Setiap bungkus berisi 10 buah/gandu gula aren. Dalam sehari para petani dapat membuat 8-14 bungkus gula aren (Irawan et al, 2009).
  • Pengawetan Nira
Kerusakan nira yang menyebabkan nira menjadi asam, berbuih putih dan berlendir akan menghasilkan gula berwarna cokelat kehitaman, lembek atau lunak sampai tidak dapat dicetak. Kerusakan nira dapat disebabkan akibat pisau sadap dan wadah/lodong yang kurang bersih. Untuk mengatasinya pisau sadap dan lodong harus dijaga kebersihannya. Menurut Kusumah (1992) dalam Irawan et al (2009) pisau sadap sebaiknya dibersihkan dengan air bersih dan dibilas dengan air panas, kemudian dikeringkan baru disimpan. Petani aren di Desa Rancakalong biasanya mengasapi lodong yang sudah digunakan untuk menyadap dengan memasukkan sebatang kayu/suluh yang sudah dibakar ke dalam lodong. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Kusumah (1992) dalam Irawan et al (2009), bahwa lodong harus dibilas beberapa kali dengan air dingin dan air panas lalu diasapi untuk mempercepat proses pengeringan. Untuk mencegah kerusakan nira, petani aren di Desa Rancakalong menambahkan bahan pengawet alami ke dalam lodong sebelum digunakan. Bahan pengawet ini disebut dengan raru yang artinya obat. Raru/bahan pengawet yang umum digunakan oleh petani aren di Desa Rancakalong adalah pucuk/daun muda togog (Lea sp.), manggis (Garcinia mangostana L.), jambu air (Syzigium aquea Burm.f.), awi tali (Gigantochloa apus (J.A & J.H. Schultes) Kurz.). Raru yang berasal dari tumbuhan digunakan dengan cara menggelang atau meremas-remas 2-3 lembar daunnya dengan tangan, kemudian dimasukkan ke dalam lodong. Sedangkan raru yang berasal dari sabun batangan, digunakan dengan cara memasukkan sedikit bubuk sabun batangan ke dalam lodong. Bahan pengawet alami atau raru yang digunakan oleh petani aren di Desa Rancakalong diduga mengandung komponen tannin yang aktif sebagai bahan antimikrobial. Menurut Maynard (1970) dalam Irawan et al (2009), sifat-sifat tannin yang penting sebagai bahan pengawet adalah bersifat fungisida dan menghambat adsorpsi permukaan oleh khamir.
Dikutip dari sumber: http://chyrun.com/pengolahanpembuatan-gula-aren/

Cara Menyadap Nira Aren

Cara Penyadapan/ pengambilan Nira Aren Dan Kelapa – Chyrun Blog kali ini akan mencoba membuat artikel tentang pohon aren. Berdasarkan hasil wawancara,  yang dilakukan oleh para penyadap di Desa Rancakalong.
  1. Penyadapan dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pukul 05.30 sampai 06.30 pagi dan pukul 16.00 sampai 17.00 pada sore hari. Penyadapan yang dilakukan pagi hari diambil sore harinya sambil memasang lodong baru untuk diambil keesokan harinya.
  2. Apabila bunga jantan terlihat mekar, tandan bunga jantannya dipotong (dipagas) tepat pada ruas paling ujung.
  3. Jika pada tandan bunga jantan yang telah dipagas, niranya terus menetes sampai keesokan harinya, berarti nira sudah siap untuk disadap.
  4. Selanjutnya tandan bunga jantan dibersihkan dari buih dan disayat 1-2 mm setiap hari untuk memperlancar keluarnya nira.
  5. Kemudian ujung tandan bekas pemotongan dibungkus dengan daun waluh gedè (Cucurbita pepo) atau ijuk (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.), jika nira yang keluar keesokan harinya semakin banyak, maka pembungkusnya sudah bisa dilepas dan diganti dengan lodong yang diikatkan pada tandan daun.
  6. Sebelum mengganti dengan lodong, buih-buih yang terdapat disekitar tandan yang telah dipotong dibersihkan kembali.
  7. Agar diperoleh nira yang baik, lodong yang akan dipakai sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air yang mengalir, kemudian diasapi dengan menggunakan bara api dari suluh sampai lodong terasa panas dan kering. Proses tersebut dikenal dengan istilah digorok.
  8. Selanjutnya dimasukkan raru, biasanya berasal dari daun-daunan, seperti daun togog (famili Moraceae), daun jambu air (Syzigium aquea Burn.f.), daun manggis (Garcinia mangostana L.) dan pucuk awi tali (Gigantochloa apus (J.A & J.H. Schultes) Kurz.). Adapun raru yang berasal dari bahan sintetis juga, seperti sabun batangan. Raru diartikan sebagai obat atau bahan pengawet untuk mencegah agar nira tidak menjadi asam.Untuk mencegah masuknya kotoran seperti debu dan semut, biasanya celah di antara tangkai bunga aren dan mulut lodong disumbat dengan ijuk. Untuk mencegah masuknya air hujan, di atas mulut lodong diberi atap dari kakaban ijuk atau karung (Irawan et al, 2009).
Proses Pengambilan Nira Kelapa 
  • Pohon baru bisa disadap bila telah menghasilkan 3 tandan bunga yang baru membuka dan tandan yang termuda sudah mencapai 20 cm panjangnya.
  • Pada kelapa Kampung atau kelapato dalam umumnya sekitar umur 8 Tahun dan 4 tahun untuk kelapa hybrida.
  • Mahkota pohon perlu dibersihkan dari semua kotoran begitu pula alat-alat yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih.
  • Nira diperoleh dari tandan yang seludangnya belum mekar yang cocok biasaya apabila tandan bunga yang muncul terakhir berukuran 15-20cm maka pilihlah mayang yang ketiga dari terakhir.

Ada Dua cara untuk menyadap tangkai bunga kelapa ini

  1. Tangkai bunganya  dibersihkan dari kulitnya kemudian dikat dengan janur yang masih muda diamkan selama 2-3 hari,setelah 3hari mayang tersebut di rundukkan parlahan-lahan hingga membentuk sudut 60° dengan garis vertikal dan diikat agar tetap pada posisi.kemudian mayangnya dipotong dengan pisau/arit deres yang tajam.
  2. Tangngkai bunga dengan kulitnya yang terpilih dililit menggunakan rafia,dengan cara ini mayang kelapa bisa langsung di bekuk/diikat tapi sedikit sedikit agar batang mayang tidak patah,setelah 2 hari baru diiris.dengan cara ini penyadapan akan lebih mudah karena mayang tetap muda dan mayang lebih lama waktu sadapnya.
  • Mayang dipotong ujungnya ± 10 cm dengan pisau tajam.
  • Kira-kira seminggu kemudian niranya sudah akan keluar.satu pohon kelapa normalnya menghasilkan 3-10 liter nira.
  • Agar niranya tidak asam, kotorannya mengendap dan qulanya nanti berwarna kuning muda kedalam wadahnya perlu diberi 1 sendok. Makan kapur sirih atau larutan Na-bisulfit secukupnya (1 sendok Nabisulfit dalam 2 liter air). atau sodium methabishulfit 1gr/liter .warna gula dapat ditentukan dengan pekat/tidaknya larutan ini.
  • Penyadapan dilakukan pagi sebelum pukul 08.00 dan sore setelah pukul 16.00.
  • Sebelum bumbung/wadah dipasang kembali guna penderesan berikutnya, mayang dipotong sedikit dengan sekali sentuhan agar bisa melancarkan keluarnya nira.
  • Setiap mayang dapat diambil niranya selama ± 40 hari, pagi dan sore hari.
  • Nira yang baik bercirikan masih segar, rasa manis, harum, tidak berwarna dan derajat keasaman (pH)nya antara 6,0 – 7,0.
  • Nira yang jelek pHnya >6,0 dan bila digunakan, mutu gulanya akan jelek.
DISADUR DARI :

Irawan, B., Rahmayani Eka dan Johan Iskandar. 2009. Studi Variasi, Pemanfaatan, Pengolahan dan Pengelolaan Aren di Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Jurusan Biologi FMIPA Unpad. Jatinangor.
Lempang, Mody. 2007. Ragam Kegunaan Fisik dan Produksi Aren. Makalah pada Ekspose Hasil Penelitian: Litbang Kehutanan untuk Mendukung Pembangunan Kehutanan Regional. Makassar, 12-13 November 2007. Makassar.
Nasution, Zainal Abidin. 2009. Kajian Pengembangan Komoditi Gula Aren untuk Pemberdayaan Industri Rumah Tangga dan Industri Kecil (IRTIK) di Kabupaten Mandiling Natal. Media Litbang Provinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara.