Rabu, 31 Mei 2017

Cara Menyadap Nira Aren

Cara Penyadapan/ pengambilan Nira Aren Dan Kelapa – Chyrun Blog kali ini akan mencoba membuat artikel tentang pohon aren. Berdasarkan hasil wawancara,  yang dilakukan oleh para penyadap di Desa Rancakalong.
  1. Penyadapan dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pukul 05.30 sampai 06.30 pagi dan pukul 16.00 sampai 17.00 pada sore hari. Penyadapan yang dilakukan pagi hari diambil sore harinya sambil memasang lodong baru untuk diambil keesokan harinya.
  2. Apabila bunga jantan terlihat mekar, tandan bunga jantannya dipotong (dipagas) tepat pada ruas paling ujung.
  3. Jika pada tandan bunga jantan yang telah dipagas, niranya terus menetes sampai keesokan harinya, berarti nira sudah siap untuk disadap.
  4. Selanjutnya tandan bunga jantan dibersihkan dari buih dan disayat 1-2 mm setiap hari untuk memperlancar keluarnya nira.
  5. Kemudian ujung tandan bekas pemotongan dibungkus dengan daun waluh gedè (Cucurbita pepo) atau ijuk (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.), jika nira yang keluar keesokan harinya semakin banyak, maka pembungkusnya sudah bisa dilepas dan diganti dengan lodong yang diikatkan pada tandan daun.
  6. Sebelum mengganti dengan lodong, buih-buih yang terdapat disekitar tandan yang telah dipotong dibersihkan kembali.
  7. Agar diperoleh nira yang baik, lodong yang akan dipakai sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air yang mengalir, kemudian diasapi dengan menggunakan bara api dari suluh sampai lodong terasa panas dan kering. Proses tersebut dikenal dengan istilah digorok.
  8. Selanjutnya dimasukkan raru, biasanya berasal dari daun-daunan, seperti daun togog (famili Moraceae), daun jambu air (Syzigium aquea Burn.f.), daun manggis (Garcinia mangostana L.) dan pucuk awi tali (Gigantochloa apus (J.A & J.H. Schultes) Kurz.). Adapun raru yang berasal dari bahan sintetis juga, seperti sabun batangan. Raru diartikan sebagai obat atau bahan pengawet untuk mencegah agar nira tidak menjadi asam.Untuk mencegah masuknya kotoran seperti debu dan semut, biasanya celah di antara tangkai bunga aren dan mulut lodong disumbat dengan ijuk. Untuk mencegah masuknya air hujan, di atas mulut lodong diberi atap dari kakaban ijuk atau karung (Irawan et al, 2009).
Proses Pengambilan Nira Kelapa 
  • Pohon baru bisa disadap bila telah menghasilkan 3 tandan bunga yang baru membuka dan tandan yang termuda sudah mencapai 20 cm panjangnya.
  • Pada kelapa Kampung atau kelapato dalam umumnya sekitar umur 8 Tahun dan 4 tahun untuk kelapa hybrida.
  • Mahkota pohon perlu dibersihkan dari semua kotoran begitu pula alat-alat yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih.
  • Nira diperoleh dari tandan yang seludangnya belum mekar yang cocok biasaya apabila tandan bunga yang muncul terakhir berukuran 15-20cm maka pilihlah mayang yang ketiga dari terakhir.

Ada Dua cara untuk menyadap tangkai bunga kelapa ini

  1. Tangkai bunganya  dibersihkan dari kulitnya kemudian dikat dengan janur yang masih muda diamkan selama 2-3 hari,setelah 3hari mayang tersebut di rundukkan parlahan-lahan hingga membentuk sudut 60° dengan garis vertikal dan diikat agar tetap pada posisi.kemudian mayangnya dipotong dengan pisau/arit deres yang tajam.
  2. Tangngkai bunga dengan kulitnya yang terpilih dililit menggunakan rafia,dengan cara ini mayang kelapa bisa langsung di bekuk/diikat tapi sedikit sedikit agar batang mayang tidak patah,setelah 2 hari baru diiris.dengan cara ini penyadapan akan lebih mudah karena mayang tetap muda dan mayang lebih lama waktu sadapnya.
  • Mayang dipotong ujungnya ± 10 cm dengan pisau tajam.
  • Kira-kira seminggu kemudian niranya sudah akan keluar.satu pohon kelapa normalnya menghasilkan 3-10 liter nira.
  • Agar niranya tidak asam, kotorannya mengendap dan qulanya nanti berwarna kuning muda kedalam wadahnya perlu diberi 1 sendok. Makan kapur sirih atau larutan Na-bisulfit secukupnya (1 sendok Nabisulfit dalam 2 liter air). atau sodium methabishulfit 1gr/liter .warna gula dapat ditentukan dengan pekat/tidaknya larutan ini.
  • Penyadapan dilakukan pagi sebelum pukul 08.00 dan sore setelah pukul 16.00.
  • Sebelum bumbung/wadah dipasang kembali guna penderesan berikutnya, mayang dipotong sedikit dengan sekali sentuhan agar bisa melancarkan keluarnya nira.
  • Setiap mayang dapat diambil niranya selama ± 40 hari, pagi dan sore hari.
  • Nira yang baik bercirikan masih segar, rasa manis, harum, tidak berwarna dan derajat keasaman (pH)nya antara 6,0 – 7,0.
  • Nira yang jelek pHnya >6,0 dan bila digunakan, mutu gulanya akan jelek.
DISADUR DARI :

Irawan, B., Rahmayani Eka dan Johan Iskandar. 2009. Studi Variasi, Pemanfaatan, Pengolahan dan Pengelolaan Aren di Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Jurusan Biologi FMIPA Unpad. Jatinangor.
Lempang, Mody. 2007. Ragam Kegunaan Fisik dan Produksi Aren. Makalah pada Ekspose Hasil Penelitian: Litbang Kehutanan untuk Mendukung Pembangunan Kehutanan Regional. Makassar, 12-13 November 2007. Makassar.
Nasution, Zainal Abidin. 2009. Kajian Pengembangan Komoditi Gula Aren untuk Pemberdayaan Industri Rumah Tangga dan Industri Kecil (IRTIK) di Kabupaten Mandiling Natal. Media Litbang Provinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar